bersama kita berbagi

BERSAMA KITA BERBAGI

Kamis, 05 April 2012

laporan praktikum uji protein



LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
I.       No Percobaan                         :        II (dua)
II.      Judul Percobaan                   :        Reaksi Uji Protein
III.    Landasan Teori                      :
         
              Protein, yang namanya berarti “pertama” atau “utama” merupakan makromolekul yang paling berlimpah didalam sel dan menyusun lebih dari setengah  berat kering pada hamper semua organisme. Asam amino merupakan unit struktur protein. Struktur protein ini terdiri dari polipeptida yang mempunyai rantai yang amat panjang, tersusun atas banyak unit asam amino.
Protein adalah instrument yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti juga terdapat ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing mencirikan satu sifat nyata dari organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda, masing-masing membawa fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen yang sesuai. Protein, karenanya bukan hanya makromolekul yang berlimpah, tetapi juga amat bervariasi fungsinya.
Semua protein di dalam semua mahluk, tanpa memandang fungsi dan aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Secara cukup sederhana protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit asam amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein, karena molekul-molekul ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat berbagai protein dalam jumlah yang hamper tidak terbatas.

Fungsi Biologi Protein
 Enzim
Ø  Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang mempunyai aktivitas katalisa, yakni enzim.
Ø  reaksi kimia biomolekul organic di dalam sel dikatalisa oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim, masing-masing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah ditemukan di dalam berbagai bentuk kehidupan.
Protein Transport
Ø  Protein transport di dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik dari satu organ ke organ lain Disini oksigen dilepaskan untuk melangsungkan oksidasi nutrient yang menghasilkan energi. Plasma darah mengandung lipoprotein, yang membawa lipid dari hati ke organ yang lain. Protein transport lain terdapat di dalam membrane sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam amino, dan nutrient lain membrane menuju ke dalam sel.
Protein Nutrien dan Penyimpan
Ø  Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein nutrient yang dibutuhkan untuk pertumbuhan embrio tanaman. Terutama, contoh yang telah dikenal adalah protein biji dari gandum, jagung, dan beras. Ovalbumin protein utama putih telur, dan kasein protein utama susu merupakan contoh lain dari protein nutrient. Ferritin jaringan hewan merupakan protein penyimpan besi.
Protein Kontraktil atau Motil
Ø  Beberapa protein memberikan kemampuan kepada sel dan organisme untuk berkontraksi, mengubah bentuk, atau bergerak. Aktin dan miosin adalah protein filamen yang berfungsi di dalam sistem kontraktil otot kerangka dan juga di dalam banyak sel bukan otot. Contoh lain adalah tubulin, protein pembentuk mikrotubul. Mikrotubul merupakan komponen penting dari flagella dan silia yang dapat menggerakkan sel.


Protein Struktural
Ø  Banyak protein yang berperan sebagai filamen, kabel, atau lembaran penyanggah untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi. Komponen utama dari urat dan tulang rawan adalah protein serabut kolagen, yang mempunyai daya tenggang yang amat tinggi.
 Protein Pertahanan
Ø  Banyak protein mempertahankan organisme dalam melawan serangan oleh spesies lain atau melindungi organisme tersebut dari luka. Immunoglobulin atau anti-body pada vertebrata adalah protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat m,engenali dan mengendapakan atau menetralkan serangan bakteri, virus, atau protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan trombin, merupakan protein penggumpal darah yang menjaga kehilangan darah jika sistem pembuluh terluka. Bisa ular, toksin bakteri, dan protein tumbuhan beracun, seperti risin, juga berfungsi di dalam pertahanan tubuh.
Protein Pengatur
Ø  Beberapa protein membantu aktivitas seluler. Diantara jenis ini terdapat sejumlah hormone seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula dan kekurangannya menyebabkan penyakit diabetes. Hormone pertumbuhan dari pituary dan hormone paratiroid, yang mengatur transport Ca2+ dan fosfat. Protein pengatur lain, yang  disebut repressor mengatur biosintesa enzim oleh sel bakteri.

Protein lain
Ø  Terdapat banyak protein yang fungsinya agak eksotik dan tidak mudah diklasifikasikan. Monelin, suatu protein tanaman dari afrika yang mempunyai rasa yang amat manis.
Protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama berdasarkan bentuk dan sifat-sifat fisik tertentu; protein globular dan protein serabut. Pada protein globular rantai atau rantai-rantai polipeptida berlipat rapat-rapat menjadi bentuk globular atau bulat yang padat. Protein globular biasanya larut di dalam system larutan  (air) dan segera berdifusi ; hamper semua mempunyai fungsi gerak atau dinamik. Hampir semua enzim merupakan protein globular, seperti protein transport pada darah, anti-bodi, dan protein penyimpan nutrient. Protein serabut bersifat tidak larut di dalam air, merupakan molekul serabut panjang, dengan rantai polipeptida yang memanjang pada satu sumbu, dan tidak berlipat menjadi bentuk globular. Hamper semua protein serabut memberikan peranan structural atau pelindung. Protein serabut yang khas adalah α-keratin pada rambut dan wol, fibroin dari sutera dan kolagen dari urat.

IV.    Alat dan Bahan                     :
Alat     :           -     Beker Gelas
-          Pipet tetes
-          Labu ukur
-          Gelas ukur
-          Tabung reaksi
-          Rak tabung reaksi

Bahan   :         -     Larutan NaOH
-          Larutan Protein
-          Larutan CuSO4 0,01 M
-          Larutan HgCl2 0,2 M
-          Larutan Timbal asetat
-          Larutan (NH4)2SO4
-          Reagen Millon
-          Reagen untuk uji biuret
-          Larutan asam asetat 1 M
-          Aquadest
-          Larutan albumin
-          Bufer asetat pH 4,7 (1 M)
-          Larutan NaOH 0,1 M


V.      Prosedur Percobaan                          :
A.  Uji Biuret
Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam 3 ml larutan protein dan aduk. Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul warna, tambahkan lagi setetes atau 2 tetes CuSO4
B.   Pengendapan dengan logam
Ke dalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M. Ulangi percobaan dengan menggunakan Pb asetat 0,2 M.
C.   Pengendapan dengan Garam
Jenuhkan 10 ml larutan protein dengan ammonium sulfat. Untuk pekerjaan ini dilakukan pertama tambahkan jumlah sedikit dari garam tersebut, aduk hingga melarut. Tambahkan lagi sedikit ammonium sulfat dan aduk lagi. Kontinu sehingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut. Apabila larutan jenuh kemudian disaring. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen millon dan filtrat dengan uji biuret.
D.  Uji Koagulasi
Tambahkan 2 tetes HOAc 1 M ke dalam 5 ml larutan protein. Letakkan tabung dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang pengaduk. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen millon.
VI. Hasil Pengamatan

No
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
1.
Uji Biuret
Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam 3 ml larutan protein dan aduk. Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul warna tambahkan lagi setetes atau 2 tetes  CuSO4.


a. Albumin 10%
Albumin (bening) + NaOH (bening)          larutan bening + CuSO4 (biru)        larutan berwarna ungu (violet)
b. Kuning telur 20%
Kuning telur (kuning) + NaOH (bening)
larutan kuning + CuSO4 (biru)        larutan cokelat
keunguan (violet).
c. Putih telur 20%
Putih telur (bening) + NaOH (bening)
larutan bening + CuSO4 (biru)        larutan berwarna ungu bening.
d. Susu cair 20%
Susu cair (putih) + NaOH (bening)
larutan putih + CuSO4 (biru)        larutan berwarna ungu (violet).
e. Susu bubuk 20%
Susu bubuk (putih) + NaOH (bening)
larutan putih + CuSO4 (biru)        larutan berwarna ungu (violet) dan terbentuk endapan putih.
f. Ikan gabus 10%
Larutan ikan gabus (putih keruh) + NaOH (bening)          larutan putih keruh + CuSO4 (biru)
         larutan berwarna ungu (violet).
2.
Pengendapan dengan Logam
Ke dalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M. Ulangi percobaan dengan menggunakan Pb asetat 0,2 M.



a. Albumin 10%
- Albumin (bening) + HgCl2 (bening)         larutan kuning bening dan terbentuk endapan putih.
- Albumin (bening) + Pb(CH3COO)2 (bening)
larutan keruh dan terbentuk endapan putih
b. Kuning telur 20%
- Kuning telur (kuning) + HgCl2 (bening)
larutan kuning dan terbentuk endapan putih.
- Kuning telur (kuning) + Pb(CH3COO)2 (bening)
       larutan kuning bening dan terbentuk endapan putih (lebih sedikit)
c. Putih telur 20%
- Putih telur (bening) + HgCl2 (bening)
larutan putih dan terbentuk endapan putih.
- Putih telur (bening) + Pb(CH3COO)2 (bening)
      larutan putih dan terbentuk endapan putih (lebih sedikit)
d. Susu cair 20%
- Susu cair (putih) + HgCl2 (bening)          larutan putih dan terbentuk endapan putih.
- Susu cair (putih) + Pb(CH3COO)2 (bening)
larutan putih dan terbentuk endapan putih
e. Susu bubuk 20%
- Susu bubuk (putih) + HgCl2 (bening)
larutan putih dan terbentuk endapan putih.
- Susu bubuk (putih) + Pb(CH3COO)2 (bening)
        larutan bagian atas bening dan terbentuk endapan putih
f. Ikan gabus 10%
- Larutan ikan gabus (putih keruh) + HgCl2 (bening)         larutan putih keruh dan terbentuk endapan putih.
-Larutan ikan gabus (putih keruh) + Pb(CH3COO)2 (bening)          larutan bagian atas bening dan terbentuk endapan putih
3.
Pengendapan dengan Garam
Jenuhkan 10 ml larutan protein dengan amonium sulfat. Untuk pekerjaan ini dilakukan : pertama, tambahkan sedikit garam tersebut, aduk hingga melarut. Tambahkan lagi sedikit ammonium sulfat dan aduk lagi, kontinu sehingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut. Apabila larutan jenuh, kemudian disaring. Uji kelarutan dari endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen Millon dan filtrat dengan uji Biuret.



a. Albumin 10%
Albumin (bening) + (NH4)2SO4 (padatan putih)
       larutan berwarna putih dan sedikit mengental
-          Filtrat (bening) + Uji Biuret         larutan berwarna ungu.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
         endapan tidak larut dan berwarna          merah.
-          Endapan (putih) + air               endapan melarut dan larutan berwarna putih.
b. Kuning telur 20%
Kuning telur (kuning) + (NH4)2SO4 (padatan putih)        larutan berwarna kuning.
-          Filtrat (bening) + Uji Biuret        larutan berwarna ungu.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
         endapan tidak larut dan berwarna          merah.
-          Endapan (putih) + air              endapan melarut.
c. Putih telur 20%
Putih telur (bening) + (NH4)2SO4 (padatan putih)
         larutan berwarna putih dan mengental.
-          Filtrat (bening) + Uji Biuret         larutan berwarna ungu.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
         endapan berwarna merah.
-          Endapan (putih) + air               endapan melarut dan berwarna putih keruh.
d. Susu cair 20%
Susu cair (putih) + (NH4)2SO4 (padatan putih)
         larutan berwarna putih.
-          Filtrat (bening) + Uji Biuret         larutan berwarna ungu.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
         endapan berwarna merah.
-          Endapan (putih) + air              larutan putih dan melarut.
e. Susu bubuk 20%
Susu bubuk (putih) + (NH4)2SO4 (padatan putih)
        larutan berwarna putih.
-          Filtrat (bening) + Uji Biuret         larutan berwarna ungu.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
         endapan berwarna merah.
-          Endapan (putih) + air              larutan putih dan melarut.
e. Ikan gabus 10%
Ikan gabus (putih keruh) + (NH4)2SO4 (padatan putih)          larutan berwarna cokelat.
-          Filtrat (bening) + Uji Biuret         larutan berwarna ungu.
-          Endapan (cokelat) + reagen Millon (bening)          endapan berwarna merah.
-          Endapan (cokelat) + air          larutan cokelat dan melarut.
4.
Uji Koagulasi
Tambahkan 2 tetes HOAc 1 M ke dalam 5 ml larutan protein. Letakkan tabung dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang pengaduk. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen Millon


a. Albumin 10%
Albumin (bening) + CH3COOH (bening)
larutan bening dan terdapat endapan putih
endapan putih yang terbentuk lebih banyak. Disaring, dibagi 2 bagian :
-          Endapan (putih) + air          larutan putih dan endapan melarut.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
       larutan bening dan endapan berubah menjadi merah bata.
-          Filtrat + uji Biuret              larutan ungu bening.
b. Kuning telur 20%
Kuning telur (kuning) + CH3COOH (bening)
larutan kuning dan terdapat endapan   endapan kuning yang terbentuk lebih banyak. Disaring, dibagi 2 bagian :
-          Endapan (kuning) + air               larutan kuning dan endapan melarut.
-          Endapan (kuning) + reagen Millon (bening)       larutan bening dan endapan merah.
-          Filtrat + uji Biuret        larutan ungu.
c. Putih telur 20%
Putih telur (bening) + CH3COOH (bening)
terbentuk endapan putih   endapan yang terbentuk lebih banyak. Disaring, dibagi 2 bagian:
-          Endapan (putih) + air          larutan putih dan endapan melarut.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
endapan merah dan tidak melarut.
-          Filtrat + uji Biuret        larutan ungu.
d. Susu cair 20%
Susu cair (putih) + CH3COOH (bening)
larutan berwarna putih dan terbentuk endapan putih   endapan yang terbentuk lebih banyak. Disaring, dibagi 2 bagian:
-          Endapan (putih) + air          larutan putih dan endapan melarut.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
       endapan merah dan tidak melarut.
-          Filtrat + uji Biuret        larutan ungu.
e. Susu bubuk 20%
Susu bubuk (putih) + CH3COOH (bening)
larutan berwarna putih  terbentuk endapan yang terbentuk putih. Disaring, dibagi 2 bagian:
-          Endapan (putih) + air          larutan putih dan endapan melarut.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
       endapan merah dan tidak melarut.
-          Filtrat + uji Biuret        larutan ungu.
f. Ikan gabus 10%
Larutan ikan gabus (putih keruh) + CH3COOH (bening)         larutan berwarna putih  terbentuk endapan yang terbentuk cokelat. Disaring, dibagi 2 bagian:
-          Endapan (cokelat) + air          larutan cokelat dan endapan sedikit melarut.
-          Endapan (cokelat) + reagen Millon (bening)         larutan cokelat.
-           Filtrat + uji Biuret        larutan ungu.


VII. persamaan reaksi
Uji Biuret
     O                    O                                     
[ - C – N – CH – C – N – CH - ]   +  Cu2+      OH-     O=C                     C=O                 
            H    R             H     R                                         NH                  NH
                                                                                   HCR                RCH
                                                                                      C=O   Cu2+     C=O
                                                                                      NH                  NH
                                                                                   HCR                RCH
                                                                                     Kompleks Ungu
Pengendapan dengan Logam
       NH3+                                                 NH3+                                   NH3+
R – CH – COO-   +   Hg2+              R – CH – COO – Hg – COO – CH –R
    
       NH3+                                              NH3+                                  NH3+
R – CH – COO-  +   Pb2+               R – CH – COO – Pb – COO – CH – R                                                            

Uji Pengendapan garam
 

H2O,H+
                 O              O        
kalor
 - NHCHC – NHCHC - n                      NH2Cl   +   COOH + NH2CHCOOH
               R              R                                    R                                 R


VIII.  Pembahasan

      Pada percobaan uji protein ini dilakukan berbagai macam uji, yaitu uji buret, pengendapan dengan logam, pengendapan dengan garam, denaturasi protein, uji sullfur dan pengendapan dengan alkohol.
      Pada uji biuret dihasilkan warna violet. Hal ini disebakan penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+dengan gugus amino dari protein.. makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan bahwa uji ini positif terhadap biuret.
      Pada uji pengendapan  logam dihasilkan endapan berwarna putih dan larutan keruh. Endapan yang terbentuk merupakan endapan yang berasal dari protein yang diuji, endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb dngan protein. Logam Pb ini merupakan logam yang mengandung ion positif. Dimana salah satu sifat dari logam yang mengandung ion positif dapan menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein. Sama halnya dengan Hg yang juga merupakan logam yang mengandung ion positif yang juga dapat menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protrein dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah penetralan muatan. Dimana pengendapan akan terjadi bila protein berada dalam bentuk isoelektrik yang bermuatan negatif, dengan adanya muatan positif dari logam berat akan terjadi reaksi netralisasi dari protein dan dihasilakan garam proitein yang mengendap. Endapan ini akan melarut kembali dengan penambahan alkali yang sifat pengendapan ini adalah reversibel.
      Untuk percobaan pada uji pengendapan dengan garam itu hasil yang diperoleh yaitu endapan yang bewarna merah. Endapan ini menunjukkan atau merupakan hasil dari garam-garam organic dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein. Pengendapan yang dikarenakan penambahan ammonium sulfat menyebabkan terjadi dehidrasi protein atau sering dikenal dengan kehilangan air, sehingga proses dehidratasi ini molekul protein yang mempunyai kelarutan paling kecil akan mudah mengendapa. Hasil pencampuran antara serbuk ammonium sulfat dengan protein menghasilkan endapan dan filtrate, untuk endapan dilakukan uji millondan menghasilkan larutan dengan endapan merah, hal ini dikarenakan karena pereaksi millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrit. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat menjadi merah pada pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol dikarenakan terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang bewarna, protein yang mengandung tirosin akan memberikan uji positif
      Pada percobaan uji koagulasi ini dimana berdasarkan literatur jika protein ditambahkan dengan larutan asam atau basa, maka akan terdenaturasi atau terjadi penggumpalan. Penggumpalan ini dapat juga terjadi karena pemanasan yang dilakukan, dengan proses pemanasan struktur protein akan menjadi rusak, untuk itulah pada percobaan ini diperoleh endapan, setelah endapan diperoleh ditambahkan dengan reagen millon dan menghasilkan larutan bening dan endapan merah. Hal ini menunjukkan bahwa uji koagulasi menghasilkan positif terhadap uji millon. Pada pemanasan 50 derajat protein sudah mengalami koagulasi. Koagulasi ini terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).


           
IX.    Kesimpulan
  1. Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan pada uji biuret ini menunjukan makin panjang ikatran peptidanya.
  2. Koagulasi dapat terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).
  3. Endapan yang bewarna merah pada uji pengendapan merupakan hasil dari garam-garam organik dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein.
  4. Pada uji pengendapan, endapan yang dihasilkan bewarna putih dan larutan yang keruh, endapan yang dihasilkan tersebut berasal dari protein yang diuji, endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb dengan protein














X. Daftar Pustaka

Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga
Fessenden dan Fessenden, 1999, Kimia Organik Edisi ketiga Jilid 2, Erlangga: Jakarta.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasat Biokimia. Jakarta : UIP
Wirahadikusumah, Muhammad, 1985, Biokimia, Penerbit ITB: Bandung.















XI. Gambar alat

















XII. Jawaban Pertanyaan
A. Uji buret
      1. warna apa yang terjadi ?
      jawab   : warna yang dihasilkan adalah ungu
     
     2. mengapa harus dihindarkan kelebihan CuSO4 ?
      jawab   : karena jika CuSO4 kelebihan akan menyebabkan terbentuknya garam ammonium
           3. mengapa garam ammonium mengganggu ?
      jawab   : karena dapat mengganggu pada saat pengamatan.

      4. sebutkan dua macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret positif ?
      jawab   : Histidin, serin, threonin, merupakan zat lain selain protein yang memberikan uji buret positif.
 
 B. Pengendapan dengan logam
      1. apa hasilnya ?
      jawab   : menghasilkan endapan putih

      2. terangkan mengapa putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb sehingga Hg dan Pb bereaksi dan tidak menimbulakn kleracunan.
 
C. pengendapan dengan garam
      1. Terangkan hasil-hasilnya ?
      Jawab  : pada percobaan ini hasil yang didapatkan adalah endapan dan filtrate yang dimana endapannya diuji dengan milon dan dipanaskan menghasilkan warna merah bata dan filtratnya diuji dengan biuret yang menghasilkan warna ungu.
D. uji koagulasi
      1. mengapa ditambahkan asam ?
      jawab   : ditambahkan asam untuk menggumpalkan protein

           2. protein apa yang mendidih pada pendidhan ?
      jawab   : protein yang menggmpal pada pendidihan adalah semua protein selain gelatin.





LAPORAN PRAKTIKUM
BIOKIMIA
I.       No Percobaan                         :        II (dua)
II.      Judul Percobaan                   :        Reaksi Uji Protein
III.    Landasan Teori                      :
         
              Protein, yang namanya berarti “pertama” atau “utama” merupakan makromolekul yang paling berlimpah didalam sel dan menyusun lebih dari setengah  berat kering pada hamper semua organisme. Asam amino merupakan unit struktur protein. Struktur protein ini terdiri dari polipeptida yang mempunyai rantai yang amat panjang, tersusun atas banyak unit asam amino.
Protein adalah instrument yang mengekspresikan informasi genetik. Seperti juga terdapat ribuan gen di dalam inti sel, masing-masing mencirikan satu sifat nyata dari organisme, di dalam sel terdapat ribuan jenis protein yang berbeda, masing-masing membawa fungsi spesifik yang ditentukan oleh gen yang sesuai. Protein, karenanya bukan hanya makromolekul yang berlimpah, tetapi juga amat bervariasi fungsinya.
Semua protein di dalam semua mahluk, tanpa memandang fungsi dan aktivitas biologinya, dibangun oleh susunan dasar yang sama, yaitu 20 asam amino baku, yang molekulnya sendiri tidak mempunyai aktivitas biologi. Secara cukup sederhana protein berbeda satu sama lain karena masing-masing mempunyai deret unit asam amino sendiri-sendiri. Asam amino merupakan abjad struktur protein, karena molekul-molekul ini dapat disusun dalam jumlah deret yang hampir tidak terbatas, untuk membuat berbagai protein dalam jumlah yang hamper tidak terbatas.

Fungsi Biologi Protein
 Enzim
Ø  Protein yang paling bervariasi dan mempunyai kekhususan tinggi adalah protein yang mempunyai aktivitas katalisa, yakni enzim.
Ø  reaksi kimia biomolekul organic di dalam sel dikatalisa oleh enzim. Lebih dari 2000 jenis enzim, masing-masing dapat mengkatalisa reaksi kimia yang berbeda, telah ditemukan di dalam berbagai bentuk kehidupan.
Protein Transport
Ø  Protein transport di dalam plasma darah mengikat dan membawa molekul atau ion spesifik dari satu organ ke organ lain Disini oksigen dilepaskan untuk melangsungkan oksidasi nutrient yang menghasilkan energi. Plasma darah mengandung lipoprotein, yang membawa lipid dari hati ke organ yang lain. Protein transport lain terdapat di dalam membrane sel dan menyesuaikan strukturnya untuk mengikat dan membawa glukosa, asam amino, dan nutrient lain membrane menuju ke dalam sel.
Protein Nutrien dan Penyimpan
Ø  Biji berbagai tumbuhan menyimpan protein nutrient yang dibutuhkan untuk pertumbuhan embrio tanaman. Terutama, contoh yang telah dikenal adalah protein biji dari gandum, jagung, dan beras. Ovalbumin protein utama putih telur, dan kasein protein utama susu merupakan contoh lain dari protein nutrient. Ferritin jaringan hewan merupakan protein penyimpan besi.
Protein Kontraktil atau Motil
Ø  Beberapa protein memberikan kemampuan kepada sel dan organisme untuk berkontraksi, mengubah bentuk, atau bergerak. Aktin dan miosin adalah protein filamen yang berfungsi di dalam sistem kontraktil otot kerangka dan juga di dalam banyak sel bukan otot. Contoh lain adalah tubulin, protein pembentuk mikrotubul. Mikrotubul merupakan komponen penting dari flagella dan silia yang dapat menggerakkan sel.


Protein Struktural
Ø  Banyak protein yang berperan sebagai filamen, kabel, atau lembaran penyanggah untuk memberikan struktur biologi kekuatan atau proteksi. Komponen utama dari urat dan tulang rawan adalah protein serabut kolagen, yang mempunyai daya tenggang yang amat tinggi.
 Protein Pertahanan
Ø  Banyak protein mempertahankan organisme dalam melawan serangan oleh spesies lain atau melindungi organisme tersebut dari luka. Immunoglobulin atau anti-body pada vertebrata adalah protein khusus yang dibuat oleh limposit yang dapat m,engenali dan mengendapakan atau menetralkan serangan bakteri, virus, atau protein asing dari spesies lain. Fibrinogen dan trombin, merupakan protein penggumpal darah yang menjaga kehilangan darah jika sistem pembuluh terluka. Bisa ular, toksin bakteri, dan protein tumbuhan beracun, seperti risin, juga berfungsi di dalam pertahanan tubuh.
Protein Pengatur
Ø  Beberapa protein membantu aktivitas seluler. Diantara jenis ini terdapat sejumlah hormone seperti insulin, yang mengatur metabolisme gula dan kekurangannya menyebabkan penyakit diabetes. Hormone pertumbuhan dari pituary dan hormone paratiroid, yang mengatur transport Ca2+ dan fosfat. Protein pengatur lain, yang  disebut repressor mengatur biosintesa enzim oleh sel bakteri.

Protein lain
Ø  Terdapat banyak protein yang fungsinya agak eksotik dan tidak mudah diklasifikasikan. Monelin, suatu protein tanaman dari afrika yang mempunyai rasa yang amat manis.
Protein dapat dibagi menjadi dua golongan utama berdasarkan bentuk dan sifat-sifat fisik tertentu; protein globular dan protein serabut. Pada protein globular rantai atau rantai-rantai polipeptida berlipat rapat-rapat menjadi bentuk globular atau bulat yang padat. Protein globular biasanya larut di dalam system larutan  (air) dan segera berdifusi ; hamper semua mempunyai fungsi gerak atau dinamik. Hampir semua enzim merupakan protein globular, seperti protein transport pada darah, anti-bodi, dan protein penyimpan nutrient. Protein serabut bersifat tidak larut di dalam air, merupakan molekul serabut panjang, dengan rantai polipeptida yang memanjang pada satu sumbu, dan tidak berlipat menjadi bentuk globular. Hamper semua protein serabut memberikan peranan structural atau pelindung. Protein serabut yang khas adalah α-keratin pada rambut dan wol, fibroin dari sutera dan kolagen dari urat.

IV.    Alat dan Bahan                     :
Alat     :           -     Beker Gelas
-          Pipet tetes
-          Labu ukur
-          Gelas ukur
-          Tabung reaksi
-          Rak tabung reaksi

Bahan   :         -     Larutan NaOH
-          Larutan Protein
-          Larutan CuSO4 0,01 M
-          Larutan HgCl2 0,2 M
-          Larutan Timbal asetat
-          Larutan (NH4)2SO4
-          Reagen Millon
-          Reagen untuk uji biuret
-          Larutan asam asetat 1 M
-          Aquadest
-          Larutan albumin
-          Bufer asetat pH 4,7 (1 M)
-          Larutan NaOH 0,1 M


V.      Prosedur Percobaan                          :
A.  Uji Biuret
Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam 3 ml larutan protein dan aduk. Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul warna, tambahkan lagi setetes atau 2 tetes CuSO4
B.   Pengendapan dengan logam
Ke dalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M. Ulangi percobaan dengan menggunakan Pb asetat 0,2 M.
C.   Pengendapan dengan Garam
Jenuhkan 10 ml larutan protein dengan ammonium sulfat. Untuk pekerjaan ini dilakukan pertama tambahkan jumlah sedikit dari garam tersebut, aduk hingga melarut. Tambahkan lagi sedikit ammonium sulfat dan aduk lagi. Kontinu sehingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut. Apabila larutan jenuh kemudian disaring. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen millon dan filtrat dengan uji biuret.
D.  Uji Koagulasi
Tambahkan 2 tetes HOAc 1 M ke dalam 5 ml larutan protein. Letakkan tabung dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang pengaduk. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen millon.
VI. Hasil Pengamatan

No
Prosedur Percobaan
Hasil Pengamatan
1.
Uji Biuret
Tambahkan 1 ml NaOH 2,5 N ke dalam 3 ml larutan protein dan aduk. Tambahkan setetes CuSO4 0,01 M. Aduk, jika tidak timbul warna tambahkan lagi setetes atau 2 tetes  CuSO4.


a. Albumin 10%
Albumin (bening) + NaOH (bening)          larutan bening + CuSO4 (biru)        larutan berwarna ungu (violet)
b. Kuning telur 20%
Kuning telur (kuning) + NaOH (bening)
larutan kuning + CuSO4 (biru)        larutan cokelat
keunguan (violet).
c. Putih telur 20%
Putih telur (bening) + NaOH (bening)
larutan bening + CuSO4 (biru)        larutan berwarna ungu bening.
d. Susu cair 20%
Susu cair (putih) + NaOH (bening)
larutan putih + CuSO4 (biru)        larutan berwarna ungu (violet).
e. Susu bubuk 20%
Susu bubuk (putih) + NaOH (bening)
larutan putih + CuSO4 (biru)        larutan berwarna ungu (violet) dan terbentuk endapan putih.
f. Ikan gabus 10%
Larutan ikan gabus (putih keruh) + NaOH (bening)          larutan putih keruh + CuSO4 (biru)
         larutan berwarna ungu (violet).
2.
Pengendapan dengan Logam
Ke dalam 3 ml larutan protein tambahkan 5 tetes HgCl2 0,2 M. Ulangi percobaan dengan menggunakan Pb asetat 0,2 M.



a. Albumin 10%
- Albumin (bening) + HgCl2 (bening)         larutan kuning bening dan terbentuk endapan putih.
- Albumin (bening) + Pb(CH3COO)2 (bening)
larutan keruh dan terbentuk endapan putih
b. Kuning telur 20%
- Kuning telur (kuning) + HgCl2 (bening)
larutan kuning dan terbentuk endapan putih.
- Kuning telur (kuning) + Pb(CH3COO)2 (bening)
       larutan kuning bening dan terbentuk endapan putih (lebih sedikit)
c. Putih telur 20%
- Putih telur (bening) + HgCl2 (bening)
larutan putih dan terbentuk endapan putih.
- Putih telur (bening) + Pb(CH3COO)2 (bening)
      larutan putih dan terbentuk endapan putih (lebih sedikit)
d. Susu cair 20%
- Susu cair (putih) + HgCl2 (bening)          larutan putih dan terbentuk endapan putih.
- Susu cair (putih) + Pb(CH3COO)2 (bening)
larutan putih dan terbentuk endapan putih
e. Susu bubuk 20%
- Susu bubuk (putih) + HgCl2 (bening)
larutan putih dan terbentuk endapan putih.
- Susu bubuk (putih) + Pb(CH3COO)2 (bening)
        larutan bagian atas bening dan terbentuk endapan putih
f. Ikan gabus 10%
- Larutan ikan gabus (putih keruh) + HgCl2 (bening)         larutan putih keruh dan terbentuk endapan putih.
-Larutan ikan gabus (putih keruh) + Pb(CH3COO)2 (bening)          larutan bagian atas bening dan terbentuk endapan putih
3.
Pengendapan dengan Garam
Jenuhkan 10 ml larutan protein dengan amonium sulfat. Untuk pekerjaan ini dilakukan : pertama, tambahkan sedikit garam tersebut, aduk hingga melarut. Tambahkan lagi sedikit ammonium sulfat dan aduk lagi, kontinu sehingga sedikit garam tertinggal tidak terlarut. Apabila larutan jenuh, kemudian disaring. Uji kelarutan dari endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen Millon dan filtrat dengan uji Biuret.



a. Albumin 10%
Albumin (bening) + (NH4)2SO4 (padatan putih)
       larutan berwarna putih dan sedikit mengental
-          Filtrat (bening) + Uji Biuret         larutan berwarna ungu.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
         endapan tidak larut dan berwarna          merah.
-          Endapan (putih) + air               endapan melarut dan larutan berwarna putih.
b. Kuning telur 20%
Kuning telur (kuning) + (NH4)2SO4 (padatan putih)        larutan berwarna kuning.
-          Filtrat (bening) + Uji Biuret        larutan berwarna ungu.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
         endapan tidak larut dan berwarna          merah.
-          Endapan (putih) + air              endapan melarut.
c. Putih telur 20%
Putih telur (bening) + (NH4)2SO4 (padatan putih)
         larutan berwarna putih dan mengental.
-          Filtrat (bening) + Uji Biuret         larutan berwarna ungu.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
         endapan berwarna merah.
-          Endapan (putih) + air               endapan melarut dan berwarna putih keruh.
d. Susu cair 20%
Susu cair (putih) + (NH4)2SO4 (padatan putih)
         larutan berwarna putih.
-          Filtrat (bening) + Uji Biuret         larutan berwarna ungu.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
         endapan berwarna merah.
-          Endapan (putih) + air              larutan putih dan melarut.
e. Susu bubuk 20%
Susu bubuk (putih) + (NH4)2SO4 (padatan putih)
        larutan berwarna putih.
-          Filtrat (bening) + Uji Biuret         larutan berwarna ungu.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
         endapan berwarna merah.
-          Endapan (putih) + air              larutan putih dan melarut.
e. Ikan gabus 10%
Ikan gabus (putih keruh) + (NH4)2SO4 (padatan putih)          larutan berwarna cokelat.
-          Filtrat (bening) + Uji Biuret         larutan berwarna ungu.
-          Endapan (cokelat) + reagen Millon (bening)          endapan berwarna merah.
-          Endapan (cokelat) + air          larutan cokelat dan melarut.
4.
Uji Koagulasi
Tambahkan 2 tetes HOAc 1 M ke dalam 5 ml larutan protein. Letakkan tabung dalam air mendidih selama 5 menit. Ambil endapan dengan batang pengaduk. Uji kelarutan endapan di dalam air. Uji endapan dengan reagen Millon


a. Albumin 10%
Albumin (bening) + CH3COOH (bening)
larutan bening dan terdapat endapan putih
endapan putih yang terbentuk lebih banyak. Disaring, dibagi 2 bagian :
-          Endapan (putih) + air          larutan putih dan endapan melarut.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
       larutan bening dan endapan berubah menjadi merah bata.
-          Filtrat + uji Biuret              larutan ungu bening.
b. Kuning telur 20%
Kuning telur (kuning) + CH3COOH (bening)
larutan kuning dan terdapat endapan   endapan kuning yang terbentuk lebih banyak. Disaring, dibagi 2 bagian :
-          Endapan (kuning) + air               larutan kuning dan endapan melarut.
-          Endapan (kuning) + reagen Millon (bening)       larutan bening dan endapan merah.
-          Filtrat + uji Biuret        larutan ungu.
c. Putih telur 20%
Putih telur (bening) + CH3COOH (bening)
terbentuk endapan putih   endapan yang terbentuk lebih banyak. Disaring, dibagi 2 bagian:
-          Endapan (putih) + air          larutan putih dan endapan melarut.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
endapan merah dan tidak melarut.
-          Filtrat + uji Biuret        larutan ungu.
d. Susu cair 20%
Susu cair (putih) + CH3COOH (bening)
larutan berwarna putih dan terbentuk endapan putih   endapan yang terbentuk lebih banyak. Disaring, dibagi 2 bagian:
-          Endapan (putih) + air          larutan putih dan endapan melarut.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
       endapan merah dan tidak melarut.
-          Filtrat + uji Biuret        larutan ungu.
e. Susu bubuk 20%
Susu bubuk (putih) + CH3COOH (bening)
larutan berwarna putih  terbentuk endapan yang terbentuk putih. Disaring, dibagi 2 bagian:
-          Endapan (putih) + air          larutan putih dan endapan melarut.
-          Endapan (putih) + reagen Millon (bening)
       endapan merah dan tidak melarut.
-          Filtrat + uji Biuret        larutan ungu.
f. Ikan gabus 10%
Larutan ikan gabus (putih keruh) + CH3COOH (bening)         larutan berwarna putih  terbentuk endapan yang terbentuk cokelat. Disaring, dibagi 2 bagian:
-          Endapan (cokelat) + air          larutan cokelat dan endapan sedikit melarut.
-          Endapan (cokelat) + reagen Millon (bening)         larutan cokelat.
-           Filtrat + uji Biuret        larutan ungu.


VII. persamaan reaksi
Uji Biuret
     O                    O                                     
[ - C – N – CH – C – N – CH - ]   +  Cu2+      OH-     O=C                     C=O                 
            H    R             H     R                                         NH                  NH
                                                                                   HCR                RCH
                                                                                      C=O   Cu2+     C=O
                                                                                      NH                  NH
                                                                                   HCR                RCH
                                                                                     Kompleks Ungu
Pengendapan dengan Logam
       NH3+                                                 NH3+                                   NH3+
R – CH – COO-   +   Hg2+              R – CH – COO – Hg – COO – CH –R
    
       NH3+                                              NH3+                                  NH3+
R – CH – COO-  +   Pb2+               R – CH – COO – Pb – COO – CH – R                                                            

Uji Pengendapan garam
 

H2O,H+
                 O              O        
kalor
 - NHCHC – NHCHC - n                      NH2Cl   +   COOH + NH2CHCOOH
               R              R                                    R                                 R


VIII.  Pembahasan

      Pada percobaan uji protein ini dilakukan berbagai macam uji, yaitu uji buret, pengendapan dengan logam, pengendapan dengan garam, denaturasi protein, uji sullfur dan pengendapan dengan alkohol.
      Pada uji biuret dihasilkan warna violet. Hal ini disebakan penambahan CuSO4 sehingga terbentuk kompleks antar Cu2+dengan gugus amino dari protein.. makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan ini menunjukan makin panjang ikatan peptidanya. Dengan perubahan warna ungu yang diperoleh ini menunjukan bahwa uji ini positif terhadap biuret.
      Pada uji pengendapan  logam dihasilkan endapan berwarna putih dan larutan keruh. Endapan yang terbentuk merupakan endapan yang berasal dari protein yang diuji, endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb dngan protein. Logam Pb ini merupakan logam yang mengandung ion positif. Dimana salah satu sifat dari logam yang mengandung ion positif dapan menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protein. Sama halnya dengan Hg yang juga merupakan logam yang mengandung ion positif yang juga dapat menghasilkan endapan jika direaksikan dengan protrein dasar reaksi pengendapan oleh logam berat adalah penetralan muatan. Dimana pengendapan akan terjadi bila protein berada dalam bentuk isoelektrik yang bermuatan negatif, dengan adanya muatan positif dari logam berat akan terjadi reaksi netralisasi dari protein dan dihasilakan garam proitein yang mengendap. Endapan ini akan melarut kembali dengan penambahan alkali yang sifat pengendapan ini adalah reversibel.
      Untuk percobaan pada uji pengendapan dengan garam itu hasil yang diperoleh yaitu endapan yang bewarna merah. Endapan ini menunjukkan atau merupakan hasil dari garam-garam organic dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein. Pengendapan yang dikarenakan penambahan ammonium sulfat menyebabkan terjadi dehidrasi protein atau sering dikenal dengan kehilangan air, sehingga proses dehidratasi ini molekul protein yang mempunyai kelarutan paling kecil akan mudah mengendapa. Hasil pencampuran antara serbuk ammonium sulfat dengan protein menghasilkan endapan dan filtrate, untuk endapan dilakukan uji millondan menghasilkan larutan dengan endapan merah, hal ini dikarenakan karena pereaksi millon adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam nitrit. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan protein, akan menghasilkan endapan putih yang dapat menjadi merah pada pemanasan. Pada dasarnya reaksi ini positif untuk fenol-fenol dikarenakan terbentuknya senyawa merkuri dengan gugus hidroksifenil yang bewarna, protein yang mengandung tirosin akan memberikan uji positif
      Pada percobaan uji koagulasi ini dimana berdasarkan literatur jika protein ditambahkan dengan larutan asam atau basa, maka akan terdenaturasi atau terjadi penggumpalan. Penggumpalan ini dapat juga terjadi karena pemanasan yang dilakukan, dengan proses pemanasan struktur protein akan menjadi rusak, untuk itulah pada percobaan ini diperoleh endapan, setelah endapan diperoleh ditambahkan dengan reagen millon dan menghasilkan larutan bening dan endapan merah. Hal ini menunjukkan bahwa uji koagulasi menghasilkan positif terhadap uji millon. Pada pemanasan 50 derajat protein sudah mengalami koagulasi. Koagulasi ini terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).


           
IX.    Kesimpulan
  1. Makin kuat intensitas warna ungu yang dihasilkan pada uji biuret ini menunjukan makin panjang ikatran peptidanya.
  2. Koagulasi dapat terjadi bila larutan protein berada pada titik isoelektriknya. Ion-ion logam berat yang masuk ke dalam tubuh akan bereaksi dengan sebagian protein, sehingga menyebabkan terjadinya koagulasi (penggumpalan).
  3. Endapan yang bewarna merah pada uji pengendapan merupakan hasil dari garam-garam organik dalam persentase tinggi yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein.
  4. Pada uji pengendapan, endapan yang dihasilkan bewarna putih dan larutan yang keruh, endapan yang dihasilkan tersebut berasal dari protein yang diuji, endapan ini terjadi karena adanya reaksi logam Pb dengan protein














X. Daftar Pustaka

Lehninger, Albert L. 1982. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : Erlangga
Fessenden dan Fessenden, 1999, Kimia Organik Edisi ketiga Jilid 2, Erlangga: Jakarta.
Poedjiadi, Anna. 1994. Dasar-dasat Biokimia. Jakarta : UIP
Wirahadikusumah, Muhammad, 1985, Biokimia, Penerbit ITB: Bandung.















XI. Gambar alat

















XII. Jawaban Pertanyaan
A. Uji buret
      1. warna apa yang terjadi ?
      jawab   : warna yang dihasilkan adalah ungu
     
     2. mengapa harus dihindarkan kelebihan CuSO4 ?
      jawab   : karena jika CuSO4 kelebihan akan menyebabkan terbentuknya garam ammonium
           3. mengapa garam ammonium mengganggu ?
      jawab   : karena dapat mengganggu pada saat pengamatan.

      4. sebutkan dua macam zat lain selain protein yang memberikan uji biuret positif ?
      jawab   : Histidin, serin, threonin, merupakan zat lain selain protein yang memberikan uji buret positif.
 
 B. Pengendapan dengan logam
      1. apa hasilnya ?
      jawab   : menghasilkan endapan putih

      2. terangkan mengapa putih telur digunakan sebagai antidote pada keracunan Pb sehingga Hg dan Pb bereaksi dan tidak menimbulakn kleracunan.
 
C. pengendapan dengan garam
      1. Terangkan hasil-hasilnya ?
      Jawab  : pada percobaan ini hasil yang didapatkan adalah endapan dan filtrate yang dimana endapannya diuji dengan milon dan dipanaskan menghasilkan warna merah bata dan filtratnya diuji dengan biuret yang menghasilkan warna ungu.
D. uji koagulasi
      1. mengapa ditambahkan asam ?
      jawab   : ditambahkan asam untuk menggumpalkan protein

           2. protein apa yang mendidih pada pendidhan ?
      jawab   : protein yang menggmpal pada pendidihan adalah semua protein selain gelatin.